slider_top

[6] [recent] [slider-top-big] [Technology]
You are here: Home / Hasil Kajian Kedirrektoratan Keayahbundaan

Hasil Kajian Kedirrektoratan Keayahbundaan

| No comment


Berita mengenai akan dibentuknya kedirektoratan baru yang bernama direktorat keayahbundaan tidak luput menjadi perhatian mahasiswa ITS terutama yang tergabung dalam organisasi ITS Education Care Center (IECC). Kita sudah kehilangan kepercayaan dengan pemerintah, pemerintah seperti apapun, kita sebagai mahasiswa harus mengawal melakukan perubahan. Untuk itu, diadakanlah kajian internal BSO IECC guna mengetahui perlu atau tidaknya pembentukan direktorat Keayahbundaan ini. Dalam kajian kecil ini, muncul dua persepsi dimana terdapat mahasiswa yang setuju  dan terdapat mahasiswa yang tidak setuju dengan adanya direktorat baru ini.
 
Singkatnya, Kedirektoratan keayahbundaan adalah lembaga yang akan mengubah cara pendekatan orang tua mendidik anak sesuai dengan karakternya. Anies Baswedan menilai pendidikan bukan hanya tugas pemerintah, namun juga tugas semua orang. Sehingga pemerintah wajib memberikan fasilitas kepada mereka yang ingin meraih pendidikan. (news.okezone.com)

Disatu sisi, pembentukan direktorat keayahbundaan dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya ketumpang tindihan fungsi dari direktorat lain. Sebenarnya tidak harus membuat direktorat baru, tapi kita bisa memanfaatkan kementrian maupun program pemerintah yang ada. Seperti halnya memasukkan program ini ke dalam program Indonesia bangun desa. Hal ini mengingat akan besarnya biaya yang dibutuhkan dalam pembentukan direktorat baru. Sehingga dikhawatirkan menjadi peluang korupsi. Sayang bukan, dana sebesar itu hanya digunakan untuk pembentukan kementerian baru. Sementara kedirektoratan ini bisa disisipkan sebagai salah satu program dari kementerian lain. Peran keluarga memang penting, tapi kita masih bisa memanfaatkan kementrian yang ada bukan?
 
Pendidikan di rumah memang sangat penting, sebab pendidikan di rumah adalah pondasi bagi karakter anak-anak nantinya. Sedangkan diiluar rumah akan banyak unsur-unsur negatif yang akan mempengaruhi hasil dari pendidikan di rumah. Namun mirisnya, orang tua jaman sekarang itu adalah orang tua yang malas memberi pengajaran ke anaknya, mereka lebih memilih untuk mendaftarkan anaknya ke berbagai kursus sehingga porsi untuk berkumpul dengan anak sangat sedikit. Pertimbangan lain mengenai Kementerian Keayahbundaan ini adalah jika kita merubah pendidikan tapi orang terdahulu masih ada dan ikut campur, maka hasilnya akan sama saja. Sehingga diperlukan generasi-generasi muda dengan misi baru untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Disisi lain Indonesia telah merdeka sejak lama. Tapi  semakin ke daerah barat terlihat semakin individual. Mengapa bisa terjadi? Salah satunya dari keluarga. Masalahnya adalah dari keluarga maka kita cari tahu pemecahannya dengan kedirektorat ini sebagai tools atau naungan. Misalnya, bisa saja berpendidikan baik bisa jadi baik tapi yang kurang baik jadi kurang baik. Selain itu direktorat keayahbundaan ini memiliki fokus yang berbeda. Yaitu fokus yang mengarah  langsung ke orang tua. Sehingga orang tua yang difasilitasi untuk mengembangkan pendidikan di rumah. Karena dari sistem sekolah minim pengembangannya, sehingga perubahan dari sisi lain diperlukan. tiap orang tua punya cara sendiri untuk mendidik anaknya. Terserah kurikulumnya yang penting ketauladannya dahulu. Sehingga identifikasi masalahnya dulu, orang tua itu pendidik yang pertama dan utama buat anak - anak, dari jaman dulu sampai sekarang tidak ada yang mengkoordinir, solusi saat ini lebih strategis bukan teknis, lebih melihat urgensitasnya dulu. Pemerintah itu telah berpikir bahwa generasi muda merupan regenerasi selanjutnya, Pak Anies ingin menyentuh keluarganya. 

Lalu, perlukah Kedirjenan Keayahbundaan ini di bentuk ?

Nantikan hasil kajian BSO IECC ITS Mengajar selanjutnya.