Berita mengenai akan dibentuknya kedirektoratan baru
yang bernama direktorat keayahbundaan tidak luput menjadi perhatian mahasiswa ITS terutama yang
tergabung dalam organisasi ITS Education Care Center (IECC). Kita sudah
kehilangan kepercayaan dengan pemerintah, pemerintah seperti apapun, kita sebagai mahasiswa harus mengawal
melakukan perubahan. Untuk itu, diadakanlah kajian internal BSO IECC
guna mengetahui perlu
atau
tidaknya pembentukan direktorat Keayahbundaan ini. Dalam
kajian kecil ini, muncul dua persepsi dimana terdapat mahasiswa yang setuju dan terdapat mahasiswa yang tidak setuju
dengan adanya direktorat baru ini.
Singkatnya, Kedirektoratan
keayahbundaan adalah lembaga yang akan mengubah cara pendekatan orang tua
mendidik anak sesuai dengan karakternya. Anies Baswedan menilai pendidikan
bukan hanya tugas pemerintah, namun juga tugas semua orang. Sehingga pemerintah
wajib memberikan fasilitas kepada mereka yang ingin meraih pendidikan.
(news.okezone.com)
Disatu sisi, pembentukan direktorat
keayahbundaan dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya ketumpang tindihan fungsi dari
direktorat lain. Sebenarnya tidak harus membuat direktorat baru, tapi kita bisa
memanfaatkan kementrian maupun program pemerintah yang ada. Seperti
halnya memasukkan program ini ke dalam program Indonesia bangun desa. Hal ini mengingat akan
besarnya biaya yang dibutuhkan dalam pembentukan direktorat baru. Sehingga
dikhawatirkan menjadi peluang korupsi. Sayang bukan, dana sebesar itu hanya
digunakan untuk pembentukan kementerian baru. Sementara kedirektoratan ini bisa
disisipkan sebagai salah satu program dari kementerian lain. Peran keluarga memang penting, tapi kita masih
bisa memanfaatkan kementrian yang ada bukan?
Pendidikan di rumah memang sangat
penting, sebab pendidikan di rumah adalah pondasi bagi karakter anak-anak
nantinya. Sedangkan diiluar rumah akan banyak unsur-unsur negatif yang akan mempengaruhi hasil dari pendidikan di rumah. Namun mirisnya,
orang tua jaman sekarang itu adalah orang tua yang malas memberi pengajaran ke
anaknya, mereka lebih
memilih untuk mendaftarkan anaknya ke berbagai kursus sehingga porsi untuk berkumpul
dengan anak sangat
sedikit. Pertimbangan
lain mengenai Kementerian Keayahbundaan ini adalah jika kita merubah pendidikan tapi
orang terdahulu masih ada dan ikut campur, maka hasilnya akan sama saja. Sehingga
diperlukan generasi-generasi muda dengan misi baru untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia.
Disisi lain Indonesia telah merdeka sejak lama. Tapi semakin ke daerah barat terlihat semakin
individual. Mengapa bisa terjadi? Salah satunya dari keluarga. Masalahnya adalah dari keluarga maka kita cari
tahu pemecahannya dengan
kedirektorat ini sebagai tools atau naungan. Misalnya, bisa saja berpendidikan baik bisa
jadi baik tapi yang kurang baik jadi kurang baik. Selain itu direktorat keayahbundaan ini memiliki fokus
yang berbeda. Yaitu fokus
yang mengarah langsung ke orang tua. Sehingga
orang tua yang difasilitasi untuk mengembangkan pendidikan di rumah. Karena dari sistem sekolah minim pengembangannya,
sehingga perubahan dari sisi lain diperlukan. tiap orang tua punya cara sendiri untuk mendidik anaknya. Terserah
kurikulumnya yang penting ketauladannya dahulu. Sehingga identifikasi masalahnya dulu, orang
tua itu pendidik yang pertama dan utama buat anak - anak, dari jaman dulu
sampai sekarang tidak ada yang mengkoordinir, solusi saat ini lebih strategis
bukan teknis, lebih melihat urgensitasnya dulu. Pemerintah itu telah berpikir bahwa
generasi muda merupan regenerasi selanjutnya, Pak Anies ingin menyentuh keluarganya.
Lalu, perlukah Kedirjenan
Keayahbundaan ini di bentuk ?
Nantikan hasil kajian BSO IECC ITS
Mengajar selanjutnya.